Beranda | Artikel
Melaknat Mukmin Bagaikan Membunuhnya - Syaikh Khalid al-Musyaiqih - #NasehatUlama
Senin, 26 September 2022

Di antara lafaz yang haram diucapkan adalah laknat.
Karena laknat terhadap seorang mukmin bagaikan membunuhnya.
Dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim disebutkan pada riwayat Tsabit bin adh-Dhahhak,
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Melaknat seorang mukmin bagaikan membunuhnya.”
Dalam hadis Abu ad-Darda radhiyallahu ta’ala ‘anhu,
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Para pelaknat tidak akan menjadi pemberi saksi atau pemberi syafaat di hari kiamat.”
Diriwayatkan Imam Muslim dalam kitab Shahihnya.

Dan disebutkan dalam kitab Sunan at-Tirmidzi dari riwayat Ibnu Mas’ud radhiyallahu ta’ala ‘anhu,
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Seorang mukmin bukanlah tukang melaknat, tukang menuduh,
dan bukan pula tukang berucap keji dan kotor.”

Laknat yang paling buruk dan paling diharamkan adalah laknat seseorang terhadap kedua orang tuanya.
Disebutkan dalam hadis Ali yang diriwayatkan dalam Shahih Muslim,
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Allah melaknat orang yang melaknat kedua orang tuanya.”
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menganggap laknat terhadap seorang mukmin bagaikan membunuhnya,

maka ini menunjukkan betapa besarnya perkara laknat,
dan betapa berat keharamannya di sisi Allah.
Maka bertakwalah kepada Allah, wahai Hamba-hamba Allah!

====

وَمِنَ الْأَلْفَاظِ الَّتِي يَحْرُمُ التَّلَفُّظُ بِهَا اللَّعْنُ

فَلَعْنُ الْمُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ

فَفِي الصَّحِيحَيْنِ مِنْ حَدِيثِ ثَابِتِ بْنِ الضَّحَّاكِ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

لَعْنُ الْمُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ

وَفِي حَدِيثِ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

لَا يَكُونُ اللَّعَّانُونَ شُهَدَاءَ وَلَا شُفَعَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

خَرَّجَهُ مُسْلِمٌ فِي صَحِيحِهِ

وَفِي سُنَنِ التِّرْمِذِيِّ مِنْ حَدِيثِ ابْنِ مَسْعُودٍ رَضِيَ اللهُ تَعَالَى عَنْهُ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِاللَّعَّانِ وَلَا الطَّعَّانِ

وَلَا بِالْفَاحِشِ الْبَذِيءِ

وَأَقْبَحُ اللَّعْنِ وَأَشَدُّهُ حُرْمَةً أَنْ يَلْعَنَ الرَّجُلُ وَالِدَيْهِ

فَفِي حَدِيثِ عَلِيٍّ الْمُخَرَّجِ فِي صَحِيحِ مُسْلِمٍ

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

لَعَنَ اللهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ

وَإِذَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَعَلَ لَعْنَ الْمُؤْمِنِ كَقَتْلِهِ

هَذَا يَدُلُّ عَلَى عِظَمِ شَأْنِ اللَّعْنِ

وَشِدَّةِ تَحْرِيمِهِ عِنْدَ اللهِ

فَاتَّقُوا اللهَ عِبَادَ اللهَ


Artikel asli: https://nasehat.net/melaknat-mukmin-bagaikan-membunuhnya-syaikh-khalid-al-musyaiqih-nasehatulama/